Secara geografis, Desa Pulu
terletak di wilayah Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Memiliki luas
wilayah 39.10 km2, atau setara dengan 5.88% dari luas keseluruhan wilayah
Kecamatan Dolo Selatan, dengan ketinggian 95 mdpl, terdiri dari bentang alam
dataran sebanyak 25%, perbukitan 25% dan pegunungan 50% (Kecamatan Dolo Selatan
Dalam Angka 2021, BPS SIGI). Jumlah penduduk sebanyak 1.365 jiwa, tersebar di 3 Dusun dan 6 RT,
didominasi oleh penduduk yang berprofesi sebagai petani (Kecamatan Dolo Selatan
Dalam Angka 2021, BPS SIGI).
Secara sosial budaya, mayoritas
masyarakat lokal di Desa Pulu, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi adalah
rumpun To Kaili Ledo, serta sebagian kecil ada rumpun To Kaili Daa. Baik To
Kaili Ledo maupun To Kaili Daa yang ada di Desa Pulu sehari-harinya adalah
komunitas petani, dengan aktivitas pertanian tanaman pangan seperti padi dan
jagung, peternakan seperti sapi, kambing, ayam, juga perkebunan seperti kelapa,
kemiri, pala dan buah-buahan. Terkadang meramu hasil hutan bukan kayu (HHBK)
misalnya rotan dan bambu. Dengan kata lain bahwa mereka sangat tergantung pada
sumber-sumber agraria pokok seperti tanah untuk lahan pertanian, serta air
sebagai sumber irigasi termasuk irigasi tradisional yang mereka sebut dengan
“Vunjala”.
Berdasarkan hasil kajian risiko
bencana (KRB) yang dilakukan oleh Yayasan Ekologi Nusantara Lestari (EKONESIA)
atas dukungan dari Yayasan Sheep Indonesia (YSI) pada tahun 2020, ditemukan
bahwa ancaman alam yang paling sering terjadi adalah banjir bandang, banjir dan
gempa bumi. Sehingga wilayah Desa Pulu termasuk kedalam wilayah dengan riwayat
bencana tinggi di Kabupaten Sigi. Dengan frekuensi banjir bandang dan banjir
hampir terjadi setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil pemetaan
pasrtisipatif yang dilakukan oleh Yayasan Ekologi Nusantara Lestari (EKONESIA)
bersama dengan REMAPPALA dan KTH Uempane Desa Pulu di tahun 2023, luas wilayah
Desa Pulu berdasarkan tata batas terluas mencapai 2.775 Ha. Sesuai dengan peta
tata guna lahan yang telah dibuat secara partisipatif, terdapat kawasan
permukiman seluas 12.79 Ha, kawasan persawahan seluas 155 Ha, kawasan
perkebunan seluas 290.21 Ha, serta hutan lindung seluas 2.317 Ha. Selain itu,
juga terdapat potensi air panas Kaliali (sepasang air panas) yang dapat
dikembangkan sebagai ekowisata berkelanjutan.Sehingga dengan melihat peta ancaman bencana yang ada, serta dengan
mempertimbangkan potensi sumber daya lokal yang tersedia, maka sejak tahun 2020
Agroforestri disepakati sebagai suatu strategi pemulihan lanskap pasca bencana,
yang dibangun melalui konsensus sosial bersama antara masyarakat dan pemerintah
desa setempat, dengan mendorong pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) Uempane
sebagai organisasi di tingkat tapak yang akan menjalankan restorasi atau
pemulihan lanskap pasca bencana berbasis komunitas di Desa Pulu.
Sumber : DISINI
0 comment:
Posting Komentar